#TulisanGabut1 "Tentang Kamu Yang Sedang Kacau"
Tentang Kamu Yang Sedang Kacau
Adakalanya dunia yang kamu jalani
sekarang terasa runtuh, seakan harapan yang dibuat dan direncanakan nggak punya
arti lagi. Akan ada masanya kamu hanya bisa menangis walau nggak ingin. Pada
saat itu dada terasa sesak, entah emosi dan perasaan apa saja yang terlalu lama
ditahan hingga akhirnya tumpah nggak beraturan. Karena terlampau berat, bahkan
kamu menjadi nggak ingin berbicara kepada siapapun.
Kamu memilih menjauh dari orang-orang,
bahkan menghindar dari aktivitas yang biasanya dilakukan. Kamu akan memilih
untuk tidur seharian, berharap ketika bangun semua masalah dan beban yang ada
akan hilang atau setidaknya kamu tidak merasa sedih kembali. Tidur saat duniamu
nggak baik-baik saja merupakan pelarian yang paling mudah dan cepat, karena
kamu tahu ketika tidur kamu punya tempat dimana masalah hilang dan banyak mimpi
baru yang datang dengan cerita baru tanpa ketakutan apapun.
Kamu mulai bertingkah nggak karuan,
entah itu makan sebanyak-banyaknya secara tiba-tiba, setelah itu nggak mau
makan sama sekali. Kamu mulai bertanya pada diri sendiri, ‘kenapa lo gini sih’.
Lalu tanpa sadar emosi meluap lagi dalam bentuk tangisan, mengalir tanpa
permisi. Salah satu hal yang paling kamu benci adalah nggak mau nangis untuk
suatu masalah itu, tapi perasaan jelas bertolak belakang sama mindset-mu.
Tidur seharian juga merupakan sebuah
trik yang kamu lakukan, agar malamnya kamu bisa terjaga sendirian. Lalu kamu
mulai berdiskusi dengan dirimu tentang segala beban yang ada di bahumu. Beban
yang selama ini ditampung seorang diri dan tidak pernah terpikir olehmu untuk
membaginya ke orang lain. Kamu adalah manusia paling egois, kamu pikir semua
bisa ditampung dengan diri sendiri, kamu pikir kalau segalanya disimpan sendiri
mungkin suatu saat orang akan paham maksud dari segala sikapmu, tapi setidaknya
kamu selalu bersama dirimu.
Sebenarnya kamu hanya bersikap sok kuat,
padahal kamu ingin ditemani. Tapi untuk beberapa alasan kamu memilih sendiri
daripada memanggil dan meminta orang lain untuk berada di sisimu. Kamu punya
ekspektasi magic bahwa seseorang
mungkin akan datang dikala kamu tengah membutuhkan pertolongan, tapi di sisi
lain kamu juga paham dunia ini bukan sebuah negeri dongeng ataupun drama korea
yang bercerita tokoh utama selalu punya malaikat pelindungnya.
Dalam beberapa hari kamu merasa hidupmu
tidak berguna, kamu merasa lelah dengan semua keadaan yang bertubi-tubi datang
tanpa persiapan. Kamu membenci hal yang membuatmu merasa jadi seseorang yang
lemah. Hari-hari berjalan tanpa semangat dan selera, rasanya kamu ingin
memiliki remot untuk menghilang sebentar atau setidaknya tombol untuk
menghilangkan segala perasaan yang menyiksa. Kegiatan wajib yang harus
dilakukan, kamu jalani dengan tatapan kosong. Pikiranmu dipenuhi oleh perasaan
kebingungan, bingung mencari sebuah pintu untuk keluar dari nelangsa.
Kamu terus bertengkar dengan isi kepalamu. Kamu menggerutu karena hal yang tengah menimpamu. Emosimu berantakan, rasanya ingin menyalahkan siapapun yang terlihat di depan mata. Rasanya ingin menyalahkan keadaan yang tak sesuai harapan. Tapi rasa sakit yang ada di benakmu justru membuatmu mengurung diri dan menangis untuk kesekian kali. Kamu melewati hari-hari berat dan bertahan seorang diri. Kamu menyadari bahwa orang-orang tetap tertawa di dunia mereka, sementara kamu sedang meringkuk di pojok kamar sambil bergumam “aku sedih, rasanya sakit, rasanya tidak adil”.
Namun tahukah kamu, dalam masa terpuruk
akan tiba saatnya datang sebuah pertolongan entah melalui apapun barangkali media
tak terduga yang diberikan Tuhan. Pada saat itu kamu mulai menatap kenyataan.
Kamu mulai merasakan kekuatan baru yang tumbuh dari rasa sakit dan amarah yang
pernah kamu rasakan. Dan mungkin kamu akan mendapatkan penerangan dari
seseorang yang tidak terduga, atau seseorang yang mungkin selama ini berada di dekatmu
namun kamu tidak pernah menyadari betapa berartinya dirimu untuknya.
Pada saat itu tiba kamu mulai merasa berharga kembali,
kamu mulai menyusun ulang strategi. Kamu berkeinginan untuk bangkit dan
membahagiakan orang-orang yang melihatmu sebagai orang yang memiliki arti. Kamu
mulai menyadari bahwa kesakitan pada akhirnya menghasilkan pemahaman tentang
nilai kehidupan yang baru. Dan di akhir cerita kamu akan menyadari bahwa tidak
ada yang lebih mengagumkan dari perasaan bersyukur atas apa yang kamu miliki,
serta kejadian yang pernah menimpa justru membuat dirimu menjadi seorang yang
bertumbuh dan lebih kuat lagi.
Komentar
Posting Komentar