NOSTALGIA PART 2

Daniel datang, dia masih berada di dekat eskalator sambil mencoba mengirimi Lili pesan untuk menanyakan kembali keberadaannya. Sedangkan Lili di sisi lain telah melihat Daniel, Lili masih menduga-duga apakah dirinya sedang berada di alam mimpi, sebab harapan empat tahun lalu yang pernah ia gumamkan dalam hati sekarang menjadi kenyataan. Daniel terlihat tampan hari ini, mungkin tidak, bagi Lili lelaki yang berada di depannya sekarang selalu tampan, tapi hari ini sangat tampan. Daniel mengenakan kaos berwarna hitam dilapisi dengan bomber warna army, lalu memakai ripped jeans warna hitam, kacamata minus 3 yang trendy, shoulder bag, jam tangan Daniel Wellington dan terakhir sepatu converse, perfecto.

Dengan gugup namun Lili mengumpulkan keberanian untuk sok asik kepada Daniel, Lili bergegas menghampiri Daniel. Lili menyapa Daniel, lalu mereka ‘tos’ dan berjabat tangan. Lili tidak bisa berhenti tersipu di dalam hatinya, entah apakah Lili sadar bahwa dirinya tidak bisa berhenti mengekspresikan perasaan senangnya melalui bibirnya yang melengkung sepanjang berjalan bersama Daniel.

“Daniel emang langsung masuk?” tanya Lili

“Gue juga gatau, baru pertama kali pakai e-ticket hehe” jawab Daniel

“Heh gimana…” tanya Lili

“Yaudah ayo tunjukin aja ini ke mas yang jaganya” ajak Daniel sambil menunjukan barcode dan id pemesanan tiket yang ada di layar hp-nya.

“Maaf mas, tiketnya harus dicetak dulu” kata mas-mas bioskop

“Ohh disana ya mas?” tanya Daniel kepada masnya

Mas bioskop berkata iya, lalu Lili dan Daniel berjalan menjauh dari pemeriksaan tiket menuju mesin e-ticket.

“Hahaha, Niel gimana sih” kata Lili setengah tertawa sambil menepuk bahu Daniel

“Hehehe” Daniel hanya tertawa kecil

            Di mesin e-ticket, Daniel mendekat kearah Lili lalu meminta Lili memegang handphone-nya untuk menyebutkan id-nya. Tapi Lili seketika salah tingkah dan malah menatap Daniel dengan sedikit bingung karena angka di e-ticket tidak hanya ada satu baris. Pada akhirnya Daniel yang melihat dan memasukan kode id-nya sendiri.

‘Duh maaf banget nih niel, deg-degan tau xixi” gumam Lili dalam hati

            Lili dan Daniel sudah menyetak tiketnya, mereka lalu menuju kembali ke tempat pemeriksaan tiket untuk segera masuk ke dalam bioskop.

            “Niel, kok hari ini jadi? Bukannya ada keluarga yang mau dateng?” tanya Lili

Sebenarnya pertemuan hari ini hampir batal karena ada kerabat Daniel yang ingin berkunjung ke rumahnya. Namun kata Daniel, kerabatnya akan datang nanti malam jadi mereka bisa menonton film siang ini. Daniel juga berkata kepada Lili bahwa hari ini dia sedang tidak enak badan. Lili bisa melihatnya, suara Daniel yang sedikit bindeng karena flu dan Daniel yang beberapa kali batuk saat tengah tertawa. Lili tidak tahu harus berkata apa untuk berlangsungnya hari ini, dirinya hanya berpikir mungkin ini hadiah dari Tuhan atas doanya pada empat tahun lalu.

Lili dan Daniel masuk ke dalam teater bioskop, Lili berbincang dengan Daniel sebelum film dimulai. Hal paling menyenangkan bagi Lili adalah mendengar lelucon Daniel yang garing.  Entah kenapa lelucon yang garing sekaligus sedikit cringe menjadi salah satu aura Daniel yang menarik, Lili selalu menjadi surprise sekaligus tersenyum  ketika mendengarnya.

Di tengah film yang sedang dinikmati oleh Lili, Daniel dan para penonton lainnya, Daniel berkata:

“Serius banget” dengan tiba-tiba menyentuh pipi Lili

Daniel yang tanpa permisi menyentuh pipi Lili membuat sosok Lili yang selalu serius dan fokus ketika menonton film seketika merasa terkejut, bagaimana tidak Daniel adalah seseorang yang hanya pernah Lili doakan tanpa berpikir akan benar-benar ada hari seperti ini bersama Daniel. Lili terdiam tak berkata apapun, hanya saja Lili seperti membeku sejenak bukan karena bioskopnya yang dingin melainkan Daniel yang selalu saja ada kejutannya.

Dua jam duduk samping Daniel telah berlalu, film sudah selesai Lili dan Daniel keluar dari bioskop. Daniel memimpin arah menuju eskalator baru yang terhubung dengan toko MR. DIY.

“Eh kok jadi disini?” tanya Daniel

“Hahaha, kan lo yang jalan kesini” jawab Lili

“Yah terus gimana? Balik lagi?” tanya Daniel

“Nggak usah, lewat situ bisa kok” jawab Lili

 Sebagaimana hangout pasti sehabis nonton film akan ada acara makan. Daniel bertanya kepada Lili ingin makan apa, lalu Lili berpikir sebentar dan menawarkan untuk makan bakso. Daniel setuju untuk makan bakso di tempat yang Lili bilang rasa baksonya enak. Akhirnya Lili dan Daniel ke tempat bakso di sekitar kembang beji.

Lili memesan mi ayam bakso dengan es teh dan Daniel memesan bakso campur dengan air mineral. Dibanding menikmati bakso Lili lebih menikmati melihat Daniel yang tepat berada di depannya. Daniel yang lagi flu terlihat tampak menggemaskan ketika dirinya sedang merasa kepedesan. Lili mengambil tisu dari tas untuk Daniel. Setelah selesai Lili bangun untuk membayar makan siang kali ini, tapi Daniel mencegahnya. Yap, hari ini semua ditraktir Daniel, sungguh bikin Lili makin terpesona.

            Sambil menunggu makanan turun, Daniel dan Lili mengobrol di tempat bakso. Daniel masih menggemaskan dengan flu-nya yang tidak tertahankan haha. Beberapa menit kemudian Daniel dan Lili bersiap untuk pulang. Walaupun tidak sampai matahari terbenam, hari ini sungguh membuat Lili gugup sepenuhnya. Hari ini seperti hadiah yang tertunda, setelah hari ini Lili hanya tidak ingin memupuk sebuah harapan baru yang mungkin akan membuat dirinya patah hati. Tapi anehnya jauh di dalam hati Lili ada sebuah pertanyaan yang tertanam “Lalu setelah ini apa, selanjutnya apa Daniel?”

….

            Hampir dua bulan telah berlalu, tidak ada yang berubah, Daniel dan Lili hanya sesekali mengobrol lewat dm twitter. Hingga pada saat Lili melihat snapgram Daniel dengan seorang perempuan cantik. Hal itu menyadarkan Lili sekaligus kembali mengubur semua harapan dan halusinasi yang dia buat sendiri. Lili hanya bingung harus berekspresi seperti apa, satu hal yang terasa menyebalkan adalah Lili merasa seperti bayangan, yap 'tersembunyi'.

            Hari-hari berjalan seperti biasanya, tanpa melihat senyum Daniel lagi, tanpa mendengar gurauannya lagi. Kalau ditanya apakah Lili merindukan Daniel? Jawabannya tentu saja iya. Merindukannya setiap malam, menantikan kabarnya melalui media sosial, tidak ada harapan lebih yang tersisa selain melihatnya baik-baik saja dari kejauhan. Lili hanya tidak mau terjebak dalam ketidakpastian yang kesekian kalinya, dia berpikir biar saja merindu seorang diri dan mengikuti kemana takdir akan membawanya. Karena tidak ada yang tahu tentang masa depan kan? Jadi, apakah Lili akan bertemu lagi dengan Daniel? Atau cerita ini hanya tinggal kenangan semata untuk Lili? Dari berbagai hal yang telah dan akan dilalui, dalam sebuah akhir cerita bagian terpenting adalah bahagia, jadi sekalipun tidak ditakdirkan bersama semoga mereka bisa menemukan bahagianya sendiri.

 

-TAMAT☺-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#ReviewDrakor Rekomendasi Drakor Part. 1

#TulisanGabut3 UNTUK SESEORANG YANG LAGI STUCK SAMA HIDUP

#ReviewFilm REKOMENDASI FILM PSIKOPAT